Jumat, 19 Juli 2013

Sifat Koligatif

 SIFAT KOLIGATIF

Sifat Koligatif Larutan merupakan sifat dari suatu larutan yang hanya bergantung pada zat terlarut, bukan pelarut.
diagram fasa koligatif
Hal hal yang dipengaruhi oleh Sifat koligatif larutan ini yaitu perubahan titik beku, titik didih, tekanan uap dan tekanan osmotik.
Suatu larutan yang ditambahkan suatu zat terlarut akan mengalami penurunan titik beku, kenaikan titik didih dan penurunan tekanan uap.  beberapa hal tersebut terlihat biasa saja namun sebenarnya sangat penting dan sangat banyak manfaatnya. salah satu contohnya, diaplikasikan pada air radiator. Etilen Glikol ditambahkan pada air di radiator sehingga air tersebut yang seharusnya membeku pada suhu 0oC, masih dapat bertahan pada suhu dibawah  0oC dan menjaga agar mesin tetap dingin. Selain itu Larutan tersebut akan mendidih pada suhu yang lebih tinggi dari 100oC, maka mesin dapat bekerja pada suhu yang lebih tinggi dan optimal.
Yang kita lakukan disini ialah menghitung seberapa banyak Perubahan yang terjadi pada sifat koligatif larutan bila suatu larutan ditambahkan suatu zat terlarut
Penurunan Tekanan Uap
Sebelumnya apakah Anda sudah mengetahui tentang tekanan uap? Seperti yang kita tahu, beberapa larutan akan menguap dan menghasilkan uap, pada suatu saat uap tersebut akan mencapai kesetimbangan dengan larutannya. maka Tekanan uap ialah tekanan suatu uap pada kesetimbangan dengan dengan fasa non-uapnya. 
Jika kita bandingkan suatu pelarut murni dengan larutannya yang telah ditambah suatu zat nonvolatil. maka larutan tersebut akan mengalami penurunan tekanan uap. Hal tersebut dijelaskan pada hukum Raoult, yaitu:
PA=XAPoA
PA= Tekanan uap Larutan
XA= Fraksi mol pelarut
PoA= Tekanan uap pelarut
Contoh Soal:
Tekanan uap air 17.5 torr , ditambahkan glukosa  pada air sehingga XH2O=0,8 . Berapa tekanan uap Larutan?
Jawab : Plarutan=(0,8)(17,5)= 14 torr , jadi penambahan glukosa pada air akan menurunkan tekanannya sebesar 3,5 torr

Kenaikan Titik Didih
Kenaikan titik didih sangat dipengaruhi adanya penurunan tekanan uap. dari digram fasa diatas pun sudah terlihat bagaimana pengaruhnya, garis biru yang jika ditarik dari garis hitam ke bawah merupakan berkurangnya tekanan uap.  pada pelarut murni, titik didihnya akan sama saat tekanan uapnya 1 atm. Pada titik didih normal dari pelarut murni, tekanan uap larutannya akan lebih kecil dari 1 atm. Maka untuk tekanan uap 1 atm, akan di butuhkan titik didih yang lebih tinggi lagi.
Rumus yang digunakan untuk menghitung ini yaitu:
∆Tb=Kb m
∆Tb= Perubahan titik didih
Kb = konstanta kenaikan titik didih
m = Molalitas
Penurunan Titik Didih
Penurunan titik didih terjadi akibat penambahan zat terlarut pula,  rumusnya yaitu:
∆Tf=Kf m
∆Tf= Perubahan titik beku
Kf= konstanta kenaikan titik beku
m = Molalitas
Tambahan bagi yang belum tau molalitas, molalitas adalah banyaknya mol zat dalam 1 Kg pelarut

Tekanan Osmosis
Osmosis sudah kita kenal melalui pelajaran biologi dimana banyak terjadi pada sel. osmosis adalah berpindahnya pelarut dari larutan berkonsentrasi rendah ke larutan berkonsentrasi tinggi. pada sistem biologi, sudah kita pelajari bahwa pada osmosis biasanya pelarut tersebut melalui suatu membran semi permeabel yang memungkinkannya untuk memilih apa saja yang bisa dilewatinya.
Pada gas ideal kita mengenal PV= nRT
disini simbol tekanan osmosis ialah π
maka rumusnya : πV=nRT , jika V di pindah ruaskan maka n akan menjadi n/V yang merupakan Molaritas sehingga
π=MRT
Jika 2 larutan yang memiliki tekanan osmosis sama dipisahkan dengan membran semipermeabel, maka tak akan terjadi osmosis.
osmosis
Aplikasi dari pemahaman tekanan isotonik ini digunakan pada bidang kedokteran dimana saat orang jatuh sakit dan memerlukan cairan tubuh atau nutrisi yang tak bisa di konsumsi secara oral, maka larutan akan diberikan melalui pembuluh darah. untuk mencegah terjadinya krenasi dan hemolisis dari sel darah merah. maka larutannya haruslah isotonik dengan dengan cairan di darah.

Laporan Praktek Kimia

LARUTAN UREA (CO(NH2)2)


       I.          Tujuan Praktikum   :  Membuat larutan UREA (CO(NH2)2) 0,2M sebanyak  100ml dari    larutan UREA (CO(NH2)2) .

     II.          Teori Dasar             :  Menghitung larutan pekat dengan menggunakan cara rumus pengenceran (M1 . V1 = M2.V2)

    III.          Alat dan Bahan          :
*     Alat        :   -  Spatula
-  Labu Ukur
-  Gelas Ukur
-  Corong

*     Bahan    :   - Air
-  Larutan Zat UREA


   IV.          Prosedur Kerja                        :
1.     Hitung volume larutan UREA yang diperlukan dengan cara rumus pengenceran (M1 . V1 = M2.V2)
2.     Mengukur volume larutan UREA dengan gelas ukur yang sesuai
3.     Masukkan air ke dalam labu ukur yang sesuai , airnya sebanyak  volume larutan
4.     Masukkan larutan UREA ke dalam labu ukur yang sudah di beri air sebelumnya
5.     Lakukan pembilasan minimal 3x (tidak melebihi dari batas ukur) .
            

     V.          Data Pengamatan      :
Larutan UREA (CO(NH2)2) 0,2M sebanyak 100ml dari larutan UREA 2M :
M1 . V1      =  M2.V2
0,2 . 100 =  2 . V2
V2                 =   = 10 ml

   VI.          Kesimpulan                 :  Zat asal dari larutan pekat yaitu larutan UREA (CO(NH2)2)   0,2M sebanyak 100ml dari larutan UREA 2M menghasilkan  V2 = 10ml dari hasil rumusan pengenceran  M1 . V1 = M2.V2



LARUTAN NaCl

I.                 Tujuan Praktikum :  Membuat larutan NaCl 1M sebanyak 100ml.

II.               Teori Dasar           :  Melarutkan zat padat dengan cara pengeceran .

III.              Alat dan Bahan    :
*     Alat        :   -  Spatula
-  Labu Ukur
-  Gelas Ukur
-  Corong
-  Timbangan

*     Bahan    :   - Air
-  Zat Padat NaCl


 

IV.             Prosedur Kerja                  :
1.     Hitung massa zat padat yang diperlukan
2.     Timbang atau ukur massa zat padat NaCl
3.     Larutkan zat padat dengan air sebanyak  volume larutan dan diaduk dengan menggunakan  spatula
4.     Masukkan larutan no.3 ke dalam labu ukur dengan ukuran yang sesuai
5.     Bilas larutan no.3 dengan air , hasil bilasan dimasukkan ke dalam labu ukur . pembilasan sebanyak minimal 3x sampai volum larutan segaris dengan tanda pada labu ukur .

                         

V.               Data Pengamatan            :
Larutan NaCl 0,1M sebanyak 100ml :
            Mr = 23 . 35,5 = 58,5

            M = n . Mr
                 = 0,1 . 58,5 = 5,85gr           ● 100ml -> 0,1L

VI.             Kesimpulan                       :  Zat asal dari padatan. Larutan NaCl 0,1M sebanyak 100ml menghasilkan massa sebanyak 5,85gr dengan volume 0,1L .



KELOMPOK  5 :
*     Sesilia Putri . H
*     Abrian . M
*     Christian . M . T
*     illona . G
*     Josephine . N . K